FF/CHAPTER/ Andante ( 안단테 ) BAB : 2
Title : Fiction
Genre : Romance, Married Life
Cathegory : PG-17
Cast : - Nam Ji Ho
: - Joo Na Ra
Disclaimer : Hope you like and enjoy this story. Visualisasi nya tokoh pria dan wanita nya itu Lee Dong Hae Suju dan Irene Red Velvet. Semoga kalian suka sama Visualisasi tokoh nya ^^.
" I still Can't erase you from my head , your fiction is still inside me " ~ JNL ~
BAB 2 :
And The Story Begin ......
" Ji Ho ~ ya ireona " ku coba untuk membuka mataku walau terasa sangat berat. Aku masih sangat mengantuk saat ku dengar suara Ibuku yang selalu membangunkan ku setiap hari. Suara yang selalu ingin kudengarkan.
Tunggu apakah ini mimpi, bukankah kemarin Ibu baru saja di makamkan. Atau kemarin hanyalah mimpi. Segera ku buka mataku ku dapati Ibuku duduk di ujung kasur ku sambil menatapku dengan senyum penuh sayang nya. Wajah yang sangat kurindukan setiap jam akhir nya bisa kulihat kembali. Semua nya terasa nyata.
" Eomma, Nan Jeongmal Bogosipho " ucap ku tanpa ragu langsung memeluk erat tubuh Ibuku
" Aigoo , ingat lah dengan umur mu ini adeul~ah , kau sudah terlalu tua untuk bermanja - manja seperti ini pada Eomma " balas Ibuku sambil membalas pelukan ku juga.
" Seharus nya kau bermanja - manja pada istrimu bukan dengan Eomma " Tambah Eomma
Benar aku sudah bukan lelaki lajang lagi. Tapi aku sudah menikah dan memiliki istri. Pada kenyataan nya pernikahan tanpa cinta ini tetap sebuah pernikahan yang ku terima tanpa paksaan.
" Aku tahu Eomma, tapi ku pikir kami masih butuh waktu untuk dapat saling dekat satu sama lain " ucapku melepaskan pelukan ku
" Cepat atau lambat kau harus belajar membuka hati mu untuk istri mu . Eomma tidak akan selalu ada di sisi mu Ji Ho~ya " Nasihat Ibuku
" Eomma akan meninggalkan ku ? " tanya ku sarkatis
" Kau harus hidup bahagia bersama istrimu dan anak kalian kelak. Ingatlah pesan Eomma ini Ji Ho~ya "
" Hajima Eomma " teriak ku sambil berusaha meraih tubuh Ibuku yang perlahan mulai terbang menjauhi tubuhku. Aku tak bisa meraih Ibuku kembali walau sekeras apapun aku mencoba untuk mengapai nya.
Jadi ini hanya mimpi, Ibuku benar - benar telah meninggalkan ku untuk selama nya.
***
Pagi yang mendung telah menyapa kota Seoul. Sisa hujan kemarin masih terasa membuat butir - butir di atas daun dan pohon - pohon yang ada di seluruh penjuru kota. Sungguh hari yang sangat nyaman untuk tetap berada di atas kasur dan menutupi tubuh dari dingin nya udara dengan selimut yang tebal. Udara yang Dingin benar - benar membuat siapapun malas untuk bangun dan beraktifitas.
Tapi itu tidak berlaku untuk Joo Nara. Semalaman ia merawat suami nya yang demam. Bahkan di pagi buta begini ia sudah kembali terjaga dan mengganti handuk untuk mengompres suami nya. Joo Nara bisa merasa cukup lega saat di rasa nya deman sang suami telah turun walau masih sedikit hangat.
Joo Nara hendak pergi menuju dapur saat ia melihat suami nya menyebut nama Ibunya berkali - kali sambil menangis.
" Eomma , Eomma, Eomma "
" Kumohon jangan tinggalkan aku Eomma "
Joo Nara mengurungkan niat nya pergi ke dapur saat melihat suami nya yang terlihat mengalami mimpi buruk.
Dengan langkah cepat wanita itu menghampiri ranjang dan duduk di samping suami nya.
" Nam Ji Ho~ssi, sadar lah " Seru wanita itu menyentuh lengan suami nya.
Suami nya tak merespon apapun dan masih menyebut nama Ibu mertua nya. Melihat suami nya begini mengapa membuat hati nya jadi sakit sendiri.
" Nam Ji Ho " sekali lagi Joo Nara berusaha membangunkan suami nya sambil menggoyangkan tubuh suami nya itu.
" Nam "
Brak...
Joo Nara sangat terkejut ketika suami nya secara tiba - tiba memeluk tubuh nya dengan sangat erat.
" Eomma hajima " seru lelaki itu sambil memeluk tubuh Joo Nara dengan sangat erat.
Joo Nara tak mampu bergerak atau membalas pelukan lelaki itu. Diri nya masih begitu terkejut mendapatkan lelaki itu memeluk nya . Selama ini mereka menikah tapi tak pernah melakukan skinship apapun. Kecuali saat di altar pernikahan saat lelaki itu mencium nya dengan terpaksa karena orang menyoraki nya .
Tapi kali ini berbeda. Lelaki itu memeluknya tanpa paksaan. Dengan sangat erat pula .
" I still Can't erase you from my head , your fiction is still inside me " ~ JNL ~
BAB 2 :
And The Story Begin ......
" Ji Ho ~ ya ireona " ku coba untuk membuka mataku walau terasa sangat berat. Aku masih sangat mengantuk saat ku dengar suara Ibuku yang selalu membangunkan ku setiap hari. Suara yang selalu ingin kudengarkan.
Tunggu apakah ini mimpi, bukankah kemarin Ibu baru saja di makamkan. Atau kemarin hanyalah mimpi. Segera ku buka mataku ku dapati Ibuku duduk di ujung kasur ku sambil menatapku dengan senyum penuh sayang nya. Wajah yang sangat kurindukan setiap jam akhir nya bisa kulihat kembali. Semua nya terasa nyata.
" Eomma, Nan Jeongmal Bogosipho " ucap ku tanpa ragu langsung memeluk erat tubuh Ibuku
" Aigoo , ingat lah dengan umur mu ini adeul~ah , kau sudah terlalu tua untuk bermanja - manja seperti ini pada Eomma " balas Ibuku sambil membalas pelukan ku juga.
" Seharus nya kau bermanja - manja pada istrimu bukan dengan Eomma " Tambah Eomma
Benar aku sudah bukan lelaki lajang lagi. Tapi aku sudah menikah dan memiliki istri. Pada kenyataan nya pernikahan tanpa cinta ini tetap sebuah pernikahan yang ku terima tanpa paksaan.
" Aku tahu Eomma, tapi ku pikir kami masih butuh waktu untuk dapat saling dekat satu sama lain " ucapku melepaskan pelukan ku
" Cepat atau lambat kau harus belajar membuka hati mu untuk istri mu . Eomma tidak akan selalu ada di sisi mu Ji Ho~ya " Nasihat Ibuku
" Eomma akan meninggalkan ku ? " tanya ku sarkatis
" Kau harus hidup bahagia bersama istrimu dan anak kalian kelak. Ingatlah pesan Eomma ini Ji Ho~ya "
" Hajima Eomma " teriak ku sambil berusaha meraih tubuh Ibuku yang perlahan mulai terbang menjauhi tubuhku. Aku tak bisa meraih Ibuku kembali walau sekeras apapun aku mencoba untuk mengapai nya.
Jadi ini hanya mimpi, Ibuku benar - benar telah meninggalkan ku untuk selama nya.
***
Pagi yang mendung telah menyapa kota Seoul. Sisa hujan kemarin masih terasa membuat butir - butir di atas daun dan pohon - pohon yang ada di seluruh penjuru kota. Sungguh hari yang sangat nyaman untuk tetap berada di atas kasur dan menutupi tubuh dari dingin nya udara dengan selimut yang tebal. Udara yang Dingin benar - benar membuat siapapun malas untuk bangun dan beraktifitas.
Tapi itu tidak berlaku untuk Joo Nara. Semalaman ia merawat suami nya yang demam. Bahkan di pagi buta begini ia sudah kembali terjaga dan mengganti handuk untuk mengompres suami nya. Joo Nara bisa merasa cukup lega saat di rasa nya deman sang suami telah turun walau masih sedikit hangat.
Joo Nara hendak pergi menuju dapur saat ia melihat suami nya menyebut nama Ibunya berkali - kali sambil menangis.
" Eomma , Eomma, Eomma "
" Kumohon jangan tinggalkan aku Eomma "
Joo Nara mengurungkan niat nya pergi ke dapur saat melihat suami nya yang terlihat mengalami mimpi buruk.
Dengan langkah cepat wanita itu menghampiri ranjang dan duduk di samping suami nya.
" Nam Ji Ho~ssi, sadar lah " Seru wanita itu menyentuh lengan suami nya.
Suami nya tak merespon apapun dan masih menyebut nama Ibu mertua nya. Melihat suami nya begini mengapa membuat hati nya jadi sakit sendiri.
" Nam Ji Ho " sekali lagi Joo Nara berusaha membangunkan suami nya sambil menggoyangkan tubuh suami nya itu.
" Nam "
Brak...
Joo Nara sangat terkejut ketika suami nya secara tiba - tiba memeluk tubuh nya dengan sangat erat.
" Eomma hajima " seru lelaki itu sambil memeluk tubuh Joo Nara dengan sangat erat.
Joo Nara tak mampu bergerak atau membalas pelukan lelaki itu. Diri nya masih begitu terkejut mendapatkan lelaki itu memeluk nya . Selama ini mereka menikah tapi tak pernah melakukan skinship apapun. Kecuali saat di altar pernikahan saat lelaki itu mencium nya dengan terpaksa karena orang menyoraki nya .
Tapi kali ini berbeda. Lelaki itu memeluknya tanpa paksaan. Dengan sangat erat pula .
Membuat hati nya tiba - tiba berdegub tak karuan.
" Nam Ji Ho ~ssi sadarlah " seru Joo Nara sekali lagi saat pelukan lelaki itu terasa semakin erat.
Lelaki itu dengan cepat melepaskan pelukan erat nya setelah sadar jika yang dia peluk bukanlah Ibu nya melainkan istri nya.
" Mianhae " ucap lelaki itu pelan.
" Gwaenchana~yo Ji Ho~ssi " balas Joo Nara sambil tersenyum pahit. Mengapa menyesali hal yang di lakukan. Apakah perlu meminta maaf karena memeluk istri sendiri.
" apa kau mau makan? " tanya Joo Nara memecahkan suasana canggung di antara mereka.
" aku tidak nafsu makan " jawab lelaki itu lemah kembali merebahkan tubuh nya kembali ke kasur nya.
" Makanlah walau hanya sedikit. Agar kau bisa minum obat " bujuk Joo Nara berharap lelaki itu mau menuruti apa yang ia minta.
" Terserah saja, tapi aku tak suka bubur " jawab lelaki itu dingin.
Joo Nara tersentuh mendengar jawaban lelaki itu walau tanggapan nya sangat dingin tapi ia senang setidak nya lelaki itu mau mendengar kan permintaan nya.
" Akan ku buatkan sup ayam untukmu " ucap Joo Nara sebelum meninggalkan kamar itu.
***
Nam Ji Ho termenung di balik selimut nya. Ia kembali memikirkan Ibu nya. Rasa sedih tak henti nya merasuki relung hati nya. Mengontrol otak nya. Pikiran itu terus menghantui nya mengapa Ibu nya merahasiakan penyakit nya selama ini. Membuat nya merasa jadi anak paling buruk di dunia ini.
" Cepat atau lambat kau harus belajar menerima keberadaan istrimu "
Ucapan Ibu nya terus muncul di kepala nya. Nasihat Ibu nya tak salah. Hanya saja ia merasa bingung dengan perubahan besar dalam hidup nya. Ia tak pernah berpacaran jadi ia tak tahu bagaimana seharusnya memperlakukan wanita. Ia bersikap dingin karena merasa canggung bukan karena ia tak menyukai istrinya. Ia sendiri bingung bagaimana perasaan nya kepada istrinya itu.
" Memikirkan apa ? "
Nam Ji Ho menatap istrinya yang berdiri di samping ranjang sambil meletakan nampan yang berisi Semangkuk sup ayam dan segelas air juga obat untuknya.
" Akan ku buatkan sup ayam untukmu " ucap Joo Nara sebelum meninggalkan kamar itu.
***
Nam Ji Ho termenung di balik selimut nya. Ia kembali memikirkan Ibu nya. Rasa sedih tak henti nya merasuki relung hati nya. Mengontrol otak nya. Pikiran itu terus menghantui nya mengapa Ibu nya merahasiakan penyakit nya selama ini. Membuat nya merasa jadi anak paling buruk di dunia ini.
" Cepat atau lambat kau harus belajar menerima keberadaan istrimu "
Ucapan Ibu nya terus muncul di kepala nya. Nasihat Ibu nya tak salah. Hanya saja ia merasa bingung dengan perubahan besar dalam hidup nya. Ia tak pernah berpacaran jadi ia tak tahu bagaimana seharusnya memperlakukan wanita. Ia bersikap dingin karena merasa canggung bukan karena ia tak menyukai istrinya. Ia sendiri bingung bagaimana perasaan nya kepada istrinya itu.
" Memikirkan apa ? "
Nam Ji Ho menatap istrinya yang berdiri di samping ranjang sambil meletakan nampan yang berisi Semangkuk sup ayam dan segelas air juga obat untuknya.
" Hmmm " Ji Ho hanya berdeham saja tak tahu harus menjawab apa. Karena , rasanya sangat aneh jika ia menjawab sedang memikirkan istrinya itu.
Joo Nara menatap suami nya itu tersenyum miring. Ia mengerti tak mudah bagi suami nya membuka diri pada dirinya.
" Makanlah dan jangan lupa minum obat nya " titah Joo Nara
" Aku akan mandi dahulu " sambung Joo Nara lagi sebelum memasuki kamar mandi.
Nam Ji Ho merasa sedikit bersalah kepada istrinya yang sangat baik, perhatian dan juga merawat nya dengan tulus walau ia bersikap sangat dingin kepada istrinya itu. Ia harus memperlakukan istrinya dengan lebih baik lagi.
Di balik pintu kamar mandi Joo Nara bersandar memikirkan akan di bawa kemana hubungan pernikahan nya dengan suaminya ini. Pernikahan mereka sama sekali tak memiliki pondasi yang kuat. Pernikahan mereka memang tak di paksa kan mereka menerima nya dengan kepala dingin. Tapi tak ada cinta terkandung dalam hubungan mereka. Rasanya seperti berlayar di atas laut dengan kapal pesiar tanpa nahkoda. Mereka tak pernah tahu kemana angin akan membawa mereka dan mereka tak pernah tahu bagaimana kelanjutan hidup mereka. Akankah mereka bertahan atau tidak ?
Pikiran - pikiran buruk itu terus melayang di kepalanya. Dada nya tiba - tiba terasa sesak. Gadis itu memegang dada kirinya yang terasa semakin sesak itu. Mengapa ia begini.
To Be Continue.....
See you on next chapter
Komentar
Posting Komentar