FF/CHAPTER/ 안단테 ( ANDANTE ) BAB 4
안단테 ( ANDANTE ) BAB 4
AUTHOR : JNL05
TITLE : BAB 4: The Fact
GENRE : Marriage Life, Romance
CATHEGORY : Chapter, Mature
CAST : - Nam Ji Ho
- Joo Nara - Other
" You Have to realize what just happen and let it go "
And The Story Begin....
...
...
....
Joo Nara terbangun dari tidur nya saat di rasakan nya di sisinya kosong. Seharusnya suaminya ada di samping nya. Joo Nara merasa kepala nya pusing sekali karena terjaga semalaman merawat suaminya yang sakit. Suami nya pun meminta untuk istirahat setelah ia menyelesaikan mandinya. Ia pun menuruti kata suaminya itu karena memang ia juga sangat lelah tubuh dan batinnya. Saat ia tertidur suaminya juga terlelap di samping nya setelah makan dan meminum obat. Tapi, kini suami nya tak ada. Kemana suami nya itu pergi.
Joo Nara segera bangkit dari ranjang nya. Suaminya tak ada di kamar mandi karena pintunya terbuka. Ia memutuskan mencari kedapur atau ruang santai. Tapi, suaminya tak ada juga.
" Bibi, Kemana Tuan ? " tanya Joo Nara kepada pelayan nya yang sedang menyiapkan makan malam. Hari sudah sore menjelang malam rupanya.
" Begini Nyonya sebenarnya Tuan meminta di rahasiakan tapi tadi tuan meminta supir di antarkan menuju makam alm Mama " Jelas pelayan itu
" Tapi, dia kan masih sakit " guman Joo Nara pelan lalu berlari kekamarnya untuk mengganti baju dan juga mengambil kunci mobil milik suaminya. Ia merasa sangat khawatir. Apalagi hujan masih tak henti - hentinya turun membasahi bumi.
Joo Nara memacu mobil suaminya dengan kecepatan tinggi. Ia tak peduli yang ia ingin kan adalah cepat sampai ke pemakaman alm Ibu mertuanya itu. Ia takut suaminya mungkin saja pingsan. Tapi, mengapa ia begitu sangat mengkhawatirkan suaminya itu yang bersikap sangat dingin padanya. Tentu saja ia khawatir karena lelaki itu kan suaminya. Ya, lelaki itu adalah suaminya. Apakah salah mengkhawatirkan suaminya sendiri.
Joo Nara tiba di pemakaman itu 30 menit kemudian. Seharusnya ia sampai 45 menit tapi karena memacu mobil nya dengan sangat cepat ia bisa sampai 15 menit lebih cepat. Di tempat parkir ia bertemu dengan supirnya pak Jung wanita itu lalu meminta pak jung pulang saja biar suaminya ia yang mengurus. Lalu, wanita itu berlari memasuki area pemakaman itu sambil memayungi dirinya. Beruntung ia memakai mantel tebal karena udara nya benar - benar dingin. Iapun tak lupa membawa mantel dan syal untuk suami nya.
" Nam Ji Ho~ssi " seru Joo Nara pelan saat melihat suami nya bersimpuh memeluk nisan Ibu mertuanya. Lelaki itu mendengar nya dan menatap istrinya itu dengan tatapan terkejut.
" Nara~ssi , sedang apa kau di sini ? " tanya lelaki itu dingin
Nara tidak menjawab. Ia melangkah menghampiri suaminya lalu memakaikan mantel dan syal kepada suaminya.
" Bisa - bisa nya kau pergi saat sedang demam begini Ji Ho~ssi " ucap Nara menahan amarahnya saat melihat bibir suaminya berwarna biru karena kedinginan.
" Aku tak bisa menerimanya Nara~ssi. Ini terlalu cepat aku tak percaya jika Ibu sudah tak ada di dunia ini " Ucap Ji Ho sarat akan kesedihan
Nara dapat memahaminya. Iapun begitu saat Ibunya pergi meninggalkan nya. Tapi, ini salah. Bagaimanapun yang meninggalkan ingin agar yang di tinggalkan hidup dengan bahagia. Bukan menyakiti diri sendiri seperti ini.
" Dengar Ji Ho~ssi, aku tahu kehilangan adalah hal terberat dalam hidup ini. Tapi, begitulah hidup. Kita harus menerima nya dan kembali melanjutkan hidup kita sebagaimana mestinya. Begitulah yang juga di inginkan oleh eommeonim " seru Nara sambil menatap penuh ke mata sendu milik suami nya.
" Kau harus kuat Ji Ho~ssi, kau tak sendirian aku ada disisimu karena aku adalah istrimu " sambung Joo Nara lagi meyakinkan lelaki itu.
Ji Ho sangat tersentuh mendengar ucapan istrinya itu. Iapun tanpa sadar memeluk erat istrinya itu yang membuat istrinya terkejut luar biasa. Tapi, istrinya tetap membalas pelukan erat suaminya itu.
" Mari kita pulang Ji Ho~ssi " ajak Joo Nara sambil melepaskan pelukan suaminya itu dan membantu suaminya berdiri tegak.
" Eommonim , kami pamit pulang dahulu " ucap Joo Nara sambil membungkuk hormat yang di ikuti oleh suaminya juga.
Kedua nya berjalan beriringan dalam satu payung menuju tempat parkir. Joo Nara dengan sigap merangkul pinggang suaminya membantu nya agar tak jatuh karena tubuh suaminya kembali demam karena terlalu lama berada dalam udara yang dingin.
" Ji Ho~ssi , maaf aku memakai mobilmu karena tadi aku terlalu terburu - buru " kata Joo Nara saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
" Gwaenchana Nara~ssi , kau adalah istriku " Joo Nara diam -diam tersenyum senang mendengar ucapan suaminya yang mengakui bahwa dia adalah istrinya. Memang benar ia adalah istrinya.
" ah igo, aku membawa nya dari rumah , minumlah ini teh jeruk " titah Joo Nara sambil memberikan termos kecil yang langsung di terima oleh suaminya itu.
" Gomawo Nara~ssi untuk semuanya " ucap Ji Ho tulus sambil meminum teh jeruk hangat nya.
" Nde ? " sahut Joo Nara menatap suaminya tak mengerti
" Gomawo karena selalu merawat dan memperlakukan ku dengan baik , dan maaf karena aku mungkin bersikap terlalu dingin atau kasar kepadamu " ucap Nam Ji Ho sekali lagi dengan tulus menatap istrinya yang duduk di hadapan nya.
Joo Nara sangat terkejut mendengar nya. Ini pertama kali nya mereka berbicara banyak. Dan juga pertama kalinya suaminya berbicara lembut dan menatap mata nya tulus. Apakah ia boleh berharap lebih untuk pernikahan tanpa landasan yang mereka jalani.
" Tak perlu sungkan Ji Ho~ssi, bagaimanapun sudah kewajiban ku mengurus dan merawatmu " jawab Joo Nara sambil menyalakan mesin mobil dan menjalankan nya.
Sepanjang perjalanan tak ada percakapan lagi di antara keduanya. Nam Ji Ho pun nampak tertidur lelap di kursi belakang. Joo Nara merasa cukup lega. Setidak nya suaminya baik - baik dan hanya mengalami demam.
Keduanya sudah sampai dirumah milik Nam Ji Ho lelaki itu masih tertidur. Dengan pelan Joo Nara membangunkan suaminya itu. Beruntung suaminya bukan tipikal yang sulit di bangunkan. Akhirnya keduanya memasuki rumah. Joo Nara melihat suaminya nampak masih lemah jadi ia meminta makan malam mereka di antar ke kamar saja.
Ketika sampai kamar Joo Nara meminta suaminya berganti baju dengan piyama tidur. Suaminya tak perlu mandi karena badan suaminya pun masih demam. Setelah berganti baju makan malam mereka pun sudah tiba mereka pun makan dalam diam dan hikmat.
" Nara~ssi bagaimana keadaan toko bunga mu ? " Tanya Ji Ho membuka pembicaraan.
Joo Nara menghentikan kegiatan makan nya sejenak. Mengapa tiba - tiba suaminya membahas tentang toko bunga miliknya. Memang sejak mereka menikah sebulan yang lalu ia belum menjalankan toko bunga nya lagi karena sibuk menjadi istri yang baik dan juga merawat Ibu mertua nya yang mendadak sakit sebelum pergi meninggalkan mereka selama - lamanya.
" Aku menutup nya selama sebulan ini " jawab Nara sambil melanjutkan kegiatan makan nya.
" Sejujurnya , aku tak melarangmu pergi bekerja mengurus toko bunga mu asal jam kerja mu tak melebihi jam kerja ku " seru Nam Ji Ho lagi
kali ini benar - benar membuat Joo Nara terkejut. Well, what's going on now. Situasi macam apa ini. Joo Nara tak tahu harus merasa senang atau tidak. Tapi, yang ia tahu suaminya berubah. Sikap suaminya menjadi lebih baik setelah insiden pelukan mereka tadi pagi.
" Aku tak masalah Ji Ho~ssi, aku juga menikmati waktuku menjadi seorang istri " kata Joo Nara
" Kau juga perlu melakukan hal yang membuatmu bahagia Nara~ssi,
I mean not only be my wife you do be yourself too "
Joo Nara merasa tersentuh mendengarnya. Walau bersikap dingin suaminya ini ternyata memiliki sisi perhatian.
" Arraseo, akan ku lakukan " guman Joo Nara mendengarkan saran suaminya itu.
" Lakukan apapun yang kau suka aku tak melarang nya Nara~ssi asalkan itu hal yang positif. Kau bisa merubah interior rumah ini atau menghias kembali taman di rumah ini pun aku tak masalah " seru Nam Ji Ho lagi.
Sejujurnya Nara sangat senang dengan perubahan sikap suaminya ini. Ia harap hubungan nya dengan suaminya akan semakin baik dan baik lagi kedepan nya.
AUTHOR : JNL05
TITLE : BAB 4: The Fact
GENRE : Marriage Life, Romance
CATHEGORY : Chapter, Mature
CAST : - Nam Ji Ho
- Joo Nara - Other
" You Have to realize what just happen and let it go "
And The Story Begin....
...
...
....
Joo Nara terbangun dari tidur nya saat di rasakan nya di sisinya kosong. Seharusnya suaminya ada di samping nya. Joo Nara merasa kepala nya pusing sekali karena terjaga semalaman merawat suaminya yang sakit. Suami nya pun meminta untuk istirahat setelah ia menyelesaikan mandinya. Ia pun menuruti kata suaminya itu karena memang ia juga sangat lelah tubuh dan batinnya. Saat ia tertidur suaminya juga terlelap di samping nya setelah makan dan meminum obat. Tapi, kini suami nya tak ada. Kemana suami nya itu pergi.
Joo Nara segera bangkit dari ranjang nya. Suaminya tak ada di kamar mandi karena pintunya terbuka. Ia memutuskan mencari kedapur atau ruang santai. Tapi, suaminya tak ada juga.
" Bibi, Kemana Tuan ? " tanya Joo Nara kepada pelayan nya yang sedang menyiapkan makan malam. Hari sudah sore menjelang malam rupanya.
" Begini Nyonya sebenarnya Tuan meminta di rahasiakan tapi tadi tuan meminta supir di antarkan menuju makam alm Mama " Jelas pelayan itu
" Tapi, dia kan masih sakit " guman Joo Nara pelan lalu berlari kekamarnya untuk mengganti baju dan juga mengambil kunci mobil milik suaminya. Ia merasa sangat khawatir. Apalagi hujan masih tak henti - hentinya turun membasahi bumi.
Joo Nara memacu mobil suaminya dengan kecepatan tinggi. Ia tak peduli yang ia ingin kan adalah cepat sampai ke pemakaman alm Ibu mertuanya itu. Ia takut suaminya mungkin saja pingsan. Tapi, mengapa ia begitu sangat mengkhawatirkan suaminya itu yang bersikap sangat dingin padanya. Tentu saja ia khawatir karena lelaki itu kan suaminya. Ya, lelaki itu adalah suaminya. Apakah salah mengkhawatirkan suaminya sendiri.
Joo Nara tiba di pemakaman itu 30 menit kemudian. Seharusnya ia sampai 45 menit tapi karena memacu mobil nya dengan sangat cepat ia bisa sampai 15 menit lebih cepat. Di tempat parkir ia bertemu dengan supirnya pak Jung wanita itu lalu meminta pak jung pulang saja biar suaminya ia yang mengurus. Lalu, wanita itu berlari memasuki area pemakaman itu sambil memayungi dirinya. Beruntung ia memakai mantel tebal karena udara nya benar - benar dingin. Iapun tak lupa membawa mantel dan syal untuk suami nya.
" Nam Ji Ho~ssi " seru Joo Nara pelan saat melihat suami nya bersimpuh memeluk nisan Ibu mertuanya. Lelaki itu mendengar nya dan menatap istrinya itu dengan tatapan terkejut.
" Nara~ssi , sedang apa kau di sini ? " tanya lelaki itu dingin
Nara tidak menjawab. Ia melangkah menghampiri suaminya lalu memakaikan mantel dan syal kepada suaminya.
" Bisa - bisa nya kau pergi saat sedang demam begini Ji Ho~ssi " ucap Nara menahan amarahnya saat melihat bibir suaminya berwarna biru karena kedinginan.
" Aku tak bisa menerimanya Nara~ssi. Ini terlalu cepat aku tak percaya jika Ibu sudah tak ada di dunia ini " Ucap Ji Ho sarat akan kesedihan
Nara dapat memahaminya. Iapun begitu saat Ibunya pergi meninggalkan nya. Tapi, ini salah. Bagaimanapun yang meninggalkan ingin agar yang di tinggalkan hidup dengan bahagia. Bukan menyakiti diri sendiri seperti ini.
" Dengar Ji Ho~ssi, aku tahu kehilangan adalah hal terberat dalam hidup ini. Tapi, begitulah hidup. Kita harus menerima nya dan kembali melanjutkan hidup kita sebagaimana mestinya. Begitulah yang juga di inginkan oleh eommeonim " seru Nara sambil menatap penuh ke mata sendu milik suami nya.
" Kau harus kuat Ji Ho~ssi, kau tak sendirian aku ada disisimu karena aku adalah istrimu " sambung Joo Nara lagi meyakinkan lelaki itu.
Ji Ho sangat tersentuh mendengar ucapan istrinya itu. Iapun tanpa sadar memeluk erat istrinya itu yang membuat istrinya terkejut luar biasa. Tapi, istrinya tetap membalas pelukan erat suaminya itu.
" Mari kita pulang Ji Ho~ssi " ajak Joo Nara sambil melepaskan pelukan suaminya itu dan membantu suaminya berdiri tegak.
" Eommonim , kami pamit pulang dahulu " ucap Joo Nara sambil membungkuk hormat yang di ikuti oleh suaminya juga.
Kedua nya berjalan beriringan dalam satu payung menuju tempat parkir. Joo Nara dengan sigap merangkul pinggang suaminya membantu nya agar tak jatuh karena tubuh suaminya kembali demam karena terlalu lama berada dalam udara yang dingin.
" Ji Ho~ssi , maaf aku memakai mobilmu karena tadi aku terlalu terburu - buru " kata Joo Nara saat keduanya sudah berada di dalam mobil.
" Gwaenchana Nara~ssi , kau adalah istriku " Joo Nara diam -diam tersenyum senang mendengar ucapan suaminya yang mengakui bahwa dia adalah istrinya. Memang benar ia adalah istrinya.
" ah igo, aku membawa nya dari rumah , minumlah ini teh jeruk " titah Joo Nara sambil memberikan termos kecil yang langsung di terima oleh suaminya itu.
" Gomawo Nara~ssi untuk semuanya " ucap Ji Ho tulus sambil meminum teh jeruk hangat nya.
" Nde ? " sahut Joo Nara menatap suaminya tak mengerti
" Gomawo karena selalu merawat dan memperlakukan ku dengan baik , dan maaf karena aku mungkin bersikap terlalu dingin atau kasar kepadamu " ucap Nam Ji Ho sekali lagi dengan tulus menatap istrinya yang duduk di hadapan nya.
Joo Nara sangat terkejut mendengar nya. Ini pertama kali nya mereka berbicara banyak. Dan juga pertama kalinya suaminya berbicara lembut dan menatap mata nya tulus. Apakah ia boleh berharap lebih untuk pernikahan tanpa landasan yang mereka jalani.
" Tak perlu sungkan Ji Ho~ssi, bagaimanapun sudah kewajiban ku mengurus dan merawatmu " jawab Joo Nara sambil menyalakan mesin mobil dan menjalankan nya.
Sepanjang perjalanan tak ada percakapan lagi di antara keduanya. Nam Ji Ho pun nampak tertidur lelap di kursi belakang. Joo Nara merasa cukup lega. Setidak nya suaminya baik - baik dan hanya mengalami demam.
Keduanya sudah sampai dirumah milik Nam Ji Ho lelaki itu masih tertidur. Dengan pelan Joo Nara membangunkan suaminya itu. Beruntung suaminya bukan tipikal yang sulit di bangunkan. Akhirnya keduanya memasuki rumah. Joo Nara melihat suaminya nampak masih lemah jadi ia meminta makan malam mereka di antar ke kamar saja.
Ketika sampai kamar Joo Nara meminta suaminya berganti baju dengan piyama tidur. Suaminya tak perlu mandi karena badan suaminya pun masih demam. Setelah berganti baju makan malam mereka pun sudah tiba mereka pun makan dalam diam dan hikmat.
" Nara~ssi bagaimana keadaan toko bunga mu ? " Tanya Ji Ho membuka pembicaraan.
Joo Nara menghentikan kegiatan makan nya sejenak. Mengapa tiba - tiba suaminya membahas tentang toko bunga miliknya. Memang sejak mereka menikah sebulan yang lalu ia belum menjalankan toko bunga nya lagi karena sibuk menjadi istri yang baik dan juga merawat Ibu mertua nya yang mendadak sakit sebelum pergi meninggalkan mereka selama - lamanya.
" Aku menutup nya selama sebulan ini " jawab Nara sambil melanjutkan kegiatan makan nya.
" Sejujurnya , aku tak melarangmu pergi bekerja mengurus toko bunga mu asal jam kerja mu tak melebihi jam kerja ku " seru Nam Ji Ho lagi
kali ini benar - benar membuat Joo Nara terkejut. Well, what's going on now. Situasi macam apa ini. Joo Nara tak tahu harus merasa senang atau tidak. Tapi, yang ia tahu suaminya berubah. Sikap suaminya menjadi lebih baik setelah insiden pelukan mereka tadi pagi.
" Aku tak masalah Ji Ho~ssi, aku juga menikmati waktuku menjadi seorang istri " kata Joo Nara
" Kau juga perlu melakukan hal yang membuatmu bahagia Nara~ssi,
I mean not only be my wife you do be yourself too "
Joo Nara merasa tersentuh mendengarnya. Walau bersikap dingin suaminya ini ternyata memiliki sisi perhatian.
" Arraseo, akan ku lakukan " guman Joo Nara mendengarkan saran suaminya itu.
" Lakukan apapun yang kau suka aku tak melarang nya Nara~ssi asalkan itu hal yang positif. Kau bisa merubah interior rumah ini atau menghias kembali taman di rumah ini pun aku tak masalah " seru Nam Ji Ho lagi.
Sejujurnya Nara sangat senang dengan perubahan sikap suaminya ini. Ia harap hubungan nya dengan suaminya akan semakin baik dan baik lagi kedepan nya.
Komentar
Posting Komentar